kegiatan Sadran Gedhe merupakan tradisi turun temurun dari leluhur yang terus dilestarikan sebagai wujud syukur menjelang hadirnya Ramadhan.
Banjarnegara, kobar45-Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, masyarakat di Desa Gumelem menggelar Ritual Nyadran Gedhe pada Kamis (27/2/2025).
Tradisi budaya nyadran gede menyambut Ramadhan ini sudah menjadi tradisi setiap tahun dan selalu dihadiri oleh ratusan warga.
Kegiatan diawali dengan kirab budaya dengan titik pemberangkatan di Masjid Agung Khasan Besari Gumelem, ziarah Petilasan Ki Ageng Giring dan diakhiri dengan ziarah dan paseban di makam Ki Ageng Gumelem.
Pada kirab tersebut ratusan peserta membawa tempat nasi dan lauk bernama tenong. Setelah dilakukan doa penutup, warga bersama unsur pemerintahan makan bersama. Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan SK Cagar Budaya untuk 3 objek di Gumelem yang hari itu diziarahi.
Camat Susukan, Suroso mewakili Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Banjarnegara mengapresiasi kegiatan yang memadukan budaya, agama dan sosial. “Alhamdulillah tiga cagar budaya di Gumelem tahun ini ditetapkan. Gumelem juga sudah ditetapkan sebagai desa wisata rintisan. Tahun 2024 Desa Gumelem Wetan bahkan ditetapkan sebagai Desa Budaya oleh Kemdikbudristek,” kata Suroso.
Ia mengatakan, saat ini ada 15 desa wisata rintisan di Jateng. Ini tentu memberikan tanggungjawab bagi pemerintah daerah untuk berkolaborasi agar bisa naik kelas menjadi desa wisata berkembang, maju atau mandiri seperti Dieng Kulon.
Sementara Kepala Desa Gumelem Kulon Arief Machbub mengungkapkan, kegiatan Sadran Gedhe merupakan tradisi turun temurun dari leluhur yang terus dilestarikan sebagai wujud syukur menjelang hadirnya Ramadhan. “Siapa saja yang senang dengan hadirnya Ramadhan kemudian berpuasa secara baik, pasti akan dijauhkan dari api neraka. Nyadran Gedhe ini juga bagian dari rasa senang kita dengan hadirnya Ramadhan, kita makan bersama dari tenong dan saling berbagi makanan. Siapapun yang berbagi pasti mendapatkan keberkahan,” kata Arief.
Tak hanya itu, ritual juga diadakan serah terima kunci petilasan serta kelambu makam yang menyimbolkan pentingnya Gumelem bagi berdirinya Mataram Islam sehingga kerajaan tersebut sampai merasa perlu mengutus tokoh Uda Kusuma untuk menjaga petilasan Ki Ageng Giring, salah satu tokoh sentral dalam berdirinya Mataram. (***)